Bahtera yang Terus Menyala

BAHTERA YANG TERUS MENYALA
Oleh Ato Suharto

Dua puluh tahun berjalan
tak usang kenikmatan kita rasakan
menempuh samudra asmara
diatas kapal pesiar keikhlasan
berhias cahaya kuasa sang Pemurah

Ikatan kemesraan
eratkan kehangatan
balut kebahagian
berbuah nyata
anak-anak kita

Pada pucuk waktu
kusingkap masa lalu
dan kua tahu masa itu
ku tak pernah merayu
apalagi memujamu

Sungguh
tak bisa ku katakan
kau bagaikan permata
karena kurasa itu tak kan kupunya
tak berani kuucapkan
kau bagaikan bidadari
karena kutahu
adanya di negeri surgawi
tak berani kukatakan
kau bagaikan pelangi
karena kutahu
cahayanya hanya setitik hari

Kulihat dirimu...
bukan khiasan semu
seperti apa dan siapa
aku mencintamu,
seperti apa yang kulihat dan dirasa semata

Aku tak bisa mereka kata bergaya pujangga
tentang keindahan cinta
yang diumpamakan benda yang tak bernyawa
meskipun itu indah,
namun bagiku nyata dirasa
itulah hakikat cinta

Memang aku tak pernah sempurna
tapi yakinlah…
cinta kita kan abadi selamanya

Dan akupun tahu