DONGENG ABU-ABU
Oleh Sudaryono
Lihatlah sosok Bidadari itu.
Apakah benar itu dirimu ?
Ya… Aku yakin jika itu memang engkau,
Kakak kelasku yang manis dulu.
Kuharap ini bukanlah fatamorgana, betul.
Karena bening matamu itu masih nyata.
Senyum merona bahagiamu jelas terlukis dalam ingatanku.
Beberapa tahun yang lalu.
Jernih, pancaran cahaya kecantikanmu masih saja selalu sama.
Tak ada tempias takdir. Tak tampakpun guratan masa lalu.
Engkau begitu sempurna.
Hari ini…
Kita dipertemukan lagi, kehendak langit menginginkan ini semua.
Setelah sekian lama rakit kehidupan membawa kita untuk mengarungi sungai berbeda.
Kini aku berdiri di depanmu, memandang engkau. Bahagia.
Tapi,
Keadaan sekarang tidaklah sama waktu aku mengagumimu dulu.
Ketika aku anak manja berseragam abu-abu.
Sang penghayal akan kehidupan dalam negeri dongeng.
Dan bermimpi mendapatkan pendamping Puteri cantik seperti engkau.
Karena aku pangeran berkuda putih. Memakai zirah emas.
Bermahkota intan permata, dan menggenggam pedang baja dari dewa.
Berjalan menghampiri tidurmu. Membangunkanmu.
Mengecup keningmu mesra. Membisikkan dengan lembut, bahwa aku sayang kamu.
Kini lihatlah aku,
Pria lusuh yang ada di depanmu.
Sejak tadi memungut piring kotor demi sesuap nasi.
Tak pantas lagi saat ini aku mengagumimu, tertunduk malu oleh kenyataan.
( Perlahan, gerimis itu membasahi bumi )
Sunyi sesaat…
Bersama air hujan, kenangan itu jatuh menghujam benakku. Dalam.
Dulu, ketika dunia ini bagiku masih berupa negeri dongeng.
Aku pernah mengirimimu sepucuk surat cinta dan tiga lembar puisi.Hanya ingin lebih mengenalmu. Dan membasahi hatimu.
Walau sulit bagiku, karena banyak lelaki menginginkan cintamu.Seminggu menanti balasan darimu, bosan menunggu.
Sebuah kabar dari temanmu.
Engkau membaca suratku, lalu tersenyum.
Sama seperti saat ini,
Dirimu tersenyum manis padaku sembari menjabat tangan.
Bertanya kabar,
kesibukan,
dan berlalu…
Semakin menjauh meninggalkan sepotong kisah masa lalu.
Diriku diantara kepingan-kepingan waktu, menyongsong
dalam bayangan kakak kelasku yang manis. Pergi.
Kehampaan,
Tanpa tahu entah kapan surat itu akan terbalas.
Bidadari itu… telah berlalu.
Yogyakarta, 15 September 2010
- Home
- Puisi Cinta
- Dongeng Abu-abu